Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti "Hindia" dan kata dalam bahasa Yunani nesos yang berarti "Pulau". Jadi, kata Indonesia berarti wilayah Hindia kepulauan, atau kepulauan yang berada di Hindia, yang menunjukkan bahwa nama ini terbentuk jauh sebelum Indonesia menjadi negara berdaulat. Pada tahun 1850, George Earl, seorang etnolog berkebangsaan Inggris, awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia untuk penduduk "Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu". Murid dari Earl, James Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia sebagai sinonim dari Kepulauan India. Namun, penulisan akademik Belanda di media Hindia Belanda tidak menggunakan kata Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel); Hindia Timur Belanda (Nederlandsch Oost Indiƫ), atau Hindia (Indiƫ); Timur (de Oost); dan bahkan Insulinde (istilah ini diperkenalkan tahun 1860 dalam novel Max Havelaar (1859), ditulis oleh Multatuli, mengenai kritik terhadap kolonialisme Belanda.
Kamis, 10 Juni 2010
MISTERI CORAL CASTLE MELAWAN GRAVITASI
Akan tetapi, seorang pria Latvia kecil bersikukuh bahwa struktur kuno tersebut dirakit dengan jauh lebih mudah dari yang kita bayangkan. Dengan menggunakan suatu alat bangunan rahasia yang telah ditelan jaman, ia bahkan mengaku telah menggunakan teknik teknik tersebut pada Coral Castle (Istana Karang) yang misterius.
Saat berusia 25 tahun, Edward Leedskalnin berencana menikahi seorang perempuan yang berusia 10 tahun lebih muda darinya, Agnes Scuffs, yang dipanggil mesra “sweet sixteen”. Akan tetapi sayangnya, pada malam sebelum pernikahannya, si calon pengantin perempuan berubah pikiran dan tidak pernah lagi kembali ke sisinya.
Yang mengejutkan, Leedskalnin masih saja melanjutkan membangun sebuah istana magisnya untuk mengenang kekasih yang hilang.
Karena kemasygulan hati dan menderita penyakit TBC, Leedskalnin meninggalkan kota asalnya Latvia, menuju Amerika Serikat. Ia menetap di kota Florida, dan di sanalah ia dapat mewujudkan karya konstruksi yang sangat mengesankan (dan sulit untuk dipahami) yang pernah dikerjakan seorang diri: Coral Castle atau seperti Leedskalnin menyebutnya, Rock Gate Park (Taman Gerbang Batu Karang).
Seluruh batu yang berdiri tegak pada bangunan megah itu (Leedskalnin sendiri yang mengggali, memotong dan memasangnya), dibangun dengan menggunakan lempengan yang sangat besar, beberapa ada yang beratnya lebih dari 30 ton.
Melalui 28 tahun bekerja seorang diri, dan hanya dengan bantuan perkakas sederhana yang dirancang sendiri oleh Edward (sebuah katrol dan rantai geret yang terbuat dari bekas tiang telepon) Coral Castle telah menjadi suatu kenyataan.
Bukannya memberitahu metode rahasianya, Leedskalnin malah berusaha keras melindungi rahasia pemindahan batu-batu tersebut. Banyak orang berspekulasi tentang prosesnya itu, tapi tak seorang pun mampu merekonstruksi ulang pemindahan batu-batu besar yang kelihatannya tanpa memerlukan tenaga itu.
Menurut legenda yang ada, pernah pada suatu malam anak-anak mengintip Leedskalnin dan menyaksikan lempengan-lempengan batu besar itu mengambang ke udara bagaikan ”balon hidrogen.”
Pada 1936, Leedskalnin ingin memindahkan seluruh bangunan tersebut ke Homestead yang tidak jauh letaknya, dan menyewa sebuah truk untuk mengangkut batu-batu itu, hanya sekali ini ia meminta bantuan orang lain.
Karena selalu berusaha melindungi rahasianya, Leedskalnin bersikeras meminta supir untuk meninggalkan truknya di tempat itu semalaman, dengan begitu ia dapat mengangkat lempeng-lempeng raksasa itu sendiri. Supir tersebut meragukan permintaannya, namun seperti yang dijanjikan pada hari berikutnya Leedskalnin telah menumpukkan batu-batu itu di atas trailer besar tersebut, dan siap untuk diangkut.
Pria Misterius
Konstruksi Coral Castle masih dipenuhi misteri. Bagaimana mungkin seseorang memindahkan lebih dari 1.100 ton lempengan batu besar yang diperlukan untuk membangun struktur raksasa ini?
Sementara Leedskalnin tidak pernah secara tegas membuka rahasianya, ia telah meninggalkan tulisan mengenai serangkaian eksperimen penggunaan magnet, mengisyaratkan bahwa metodenya datang melalui studi tentang medan magnet bumi. Apakah Leedskalnin, seperti halnya pengklaim lainnya telah menemukan bagaimana mengalahkan gravitasi?
Leedskalnin mengelak ketika secara langsung ditanya pembuatan Coral Castle, tetapi ia mengaku menguasai teknik-teknik yang pernah digunakan para ahli bangunan kuno—teknik seperti yang mereka gunakan untuk membangun piramida besar Mesir. Ia bahkan secara menggoda menyatakan bahwa cara itu sangatlah gampang, begitu Anda tahu rahasianya.
Salah satu fitur yang lebih menakjubkan dari Coral Castle adalah blok batu seberat sembilan ton yang digunakan sebagai gerbang pintu masuk istana tersebut. Leedskalnin menata batu besar ini dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga dengan dorongan lembut pun dapat dibuka dengan mudah.
Pada 1986, setelah tiga puluh tahun Leedskalnin wafat, gerbang itu harus diperbaiki dan pekerjaan itu memerlukan enam orang pekerja dengan sebuah crane (derek) seberat 20 ton untuk memindahkan lempengan batu besar itu. Namun meskipun mengerahkan ekstra otot, kelompok pekerja ini masih tidak bisa memasang gerbang itu memiliki presisi yang sama dengan sebelumnya.
Interior dari Coral Castle itu sendiri merupakan suatu tampilan karya seni yang indah dan keajaiban rancang-bangun. Secara resmi telah dianggap sebagai monumen yang bersejarah, dan telah diubah menjadi sebuah musium yang terbuka bagi semua orang yang ingin tahu dan ingin mencoba kemampuan mereka untuk membuka selubung misteri bagaimana orang Latvia eksentrik itu hidup dan berkarya.
Sejumlah set meja-meja dan kursi menghiasi kebun batu karang tersebut, sementara itu anak-anak tangga dan sundials (alat penunjuk waktu dengan bantuan bayangan sinar matahari) dipasang dengan presisi sampai pada menit, suatu wasiat kemampuan misterius Leedskalnin.
Teknologi macam apa yang digunakan Leedskalnin dan mengapa ia ingin menyimpan penemuan ajaib itu sebagai suatu rahasia? Apakah sebenarnya ia memiliki rahasia-rahasia bangunan yang serupa dengan yang dipakai dalam dunia masa lampau? Kita dibiarkan untuk berspekulasi, karena Leedskalnin hanya menawarkan petunjuk-petunjuk dari struktur itu sendiri, dan membawa serta metode rahasianya ke alam kubur. (Leonardo Vintini/The Epoch Times/ptb).
sumber : http://erabaru.or.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar