Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti "Hindia" dan kata dalam bahasa Yunani nesos yang berarti "Pulau". Jadi, kata Indonesia berarti wilayah Hindia kepulauan, atau kepulauan yang berada di Hindia, yang menunjukkan bahwa nama ini terbentuk jauh sebelum Indonesia menjadi negara berdaulat. Pada tahun 1850, George Earl, seorang etnolog berkebangsaan Inggris, awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia untuk penduduk "Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu". Murid dari Earl, James Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia sebagai sinonim dari Kepulauan India. Namun, penulisan akademik Belanda di media Hindia Belanda tidak menggunakan kata Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel); Hindia Timur Belanda (Nederlandsch Oost Indiƫ), atau Hindia (Indiƫ); Timur (de Oost); dan bahkan Insulinde (istilah ini diperkenalkan tahun 1860 dalam novel Max Havelaar (1859), ditulis oleh Multatuli, mengenai kritik terhadap kolonialisme Belanda.

Selasa, 15 Juni 2010

LAFAL ALLAH DALAM PEMAKAMAN DULMATIN

Entah benar atau tidak, di tengah prosesi pemakaman, pelayat Dulmatin tercengang. Beberapa kali, awan seolah membentuk lafal Allah. Iring-iringan pelayat berhenti di perempatan, 100 meter Masjid Besar tempat jenazah disemayamkan, Jumat (12/3/2010). Sejumlah pelayat meneriakkan takbir sambil menunjuk langit.

Di langit, awan membentuk lafal Allah. Jelas dan cukup besar. Warga yang menyaksikan itu tampak sangat tercengang. Mereka turut menunjuk langit demi menarik perhatian warga lainnya.

Dalam hitungan detik, awan itu bergeser dan tak membentuk apa pun. Iring-iringan jenazah pun melanjutkan perjalanan ke Makam Dowo, Desa Loning, Petarukan.

Lafal Allah kembali muncul saat jenasah hendak dimasukkan ke liang lahat. Tapi pelayat tak sekaget seperti sebelumnya. Lalu, ketika prosesi pemakaman usai, di langit juga terlihat awan yang membentuk huruf Allah. Kali ini, sebagian pelayat

“Allahu Akbar,” teriak simpatisan Dulmatin berulang kali sambil menunjuk langit di arah tenggara itu. Warga yang hadir, ikut menunjuk langit dengan mimik seperti tak percaya. (detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

next page